Anak alergi Susu sapi

Alergi susu sapi dapat terjadi pada 2 - 8% bayi. Sekitar 5 -15% dari bayi ini memiliki reaksi terhadap protein susu sapi, tetapi tidak semua reaksi ini adalah reaksi alergi. Misalnya, intoleransi laktosa bukan alergi, tetapi beberapa anak memiliki reaksi ini.

Alergi susu adalah alergi makanan tersering pada anak-anak. Walaupun susu sapi adalah penyebab alergi tersering, susu kambing, domba dan kerbau juga dapat menyebabkan reaksi alergi. Dan sekitar 40% anak yang memiliki alergi susu sapi juga menderita alergi susu kedelai.

Alergi susu sapi dapat timbul sejak beberapa menit sampai beberapa jam setelah mengkonsumsi susu sapi. Tanda dan gejala bervariasi dari yang ringan sampai yang parah termasuk sesaj, muntah, kulit kemerahan dan masalah pencernaan. Walaupun jarang, alergi susu sapi dapat menyebabkan reaksi anafilaksis – reaksi yang berat dan mengancam jiwa.
Eliminasi susu sapi adalah pengobatan utama pada alergi susu sapi. Sayangnya, pada sebagian anak alergi susu sapi timbul sampai usia 3 tahun.

Gejala alergi susu sapi
Gejala yang timbul sesaat setelah mengkonsumsi susu sapi adalah Kulit kemerahan dan bengkak, sesak, muntah-muntah. Tanda dan gejala yang timbulnya memerlukan waktu adalah feses lembek kadang disertai darah, diare, nyeri perut, batuk & grok-grok, pilek, mata berair, kulit merah-merah dan gatal terutama di sekitar mulut & wajah, kolik (pada bayi).

Penyebab alergi susu sapi
Semua alergi makanan disebabkan adanya sistem imun yang kurang berfungsi. Sistem imun mengidentifikasi protein susu sebagai hal yang membahayakan sehingga memicu tubuh menghasilkan antibody imunoglobulen E (IgE) untuk menetralisis protein (allergen). Suatu saat bila terjadi kontak lagi dengan protein yang sama, antibodi IgE mengenali allergen tersebut dan memberikan sinyal ke sistem imun untuk mengeluarkan histamine, dan histamine inilah yang bertanggungjawab terbentuknya reaksi alergi termasuk pilek, mata gatal, tenggorokan gatal, bengkak, muntah bahkan reaksi anafilaksis.

Reaksi alergi terhadap susu sapi dapat terjadi :
1. Langsung (immediate) - dalam hitungan menit hingga 1 jam setelah susu sapi diminum. Termasuk gejala gatal-gatal, eksim, wajah bengkak, bersin, muntah, diare dan yang terparah adalah reaksi anafilaksis. Reaksi ini adalah reaksi yang diperantarai IgE (Imunoglobulin E). Reaksi anafilaksis adalah keadaan emergensi yang memerlukan terapi dengan suntikan epinefrin (adrenalin) yang dilakukan di instalasi gawat darurat. Gejalanya dapat berupa penyempitan saluran nafas termasuk pembengkakan di tenggorokan sehingga mengalami kesulitan bernafas, wajah merah, gatal-gatal, sampai syok dengan penurunan tekanan darah.

2. Tertunda (delayed) - ini dapat terjadi beberapa jam atau bahkan berhari-hari setelah susu diminum. Gejala termasuk eksim, muntah, diare atau bahkan mungkin asthma. Bayi dapat mengalami gagal tumbuh. Reaksi ini adalah reaksi yang tidak diperantarai IgE. Intoleransi protein susu sapi adalah sebuah contoh dari reaksi ini - kadang-kadang Anda akan melihat darah pada tinja.

Bagaimana mendiagnosis alergi susu sapi?
- Yang terbaik adalah dengan melihat riwayat perjalanan penyakit setelah mengkonsumsi susu sapi. Jika bayi Anda memiliki reaksi langsung, maka tes tusuk kulit atau tes darah (seperti CAP, EAST, RAST) biasanya akan membantu. Tes ini mendeteksi alergi yang diperantarai IgE.
- Cara lain dengan melihat adanya perbaikan dengan menghentikan susu sapi dan produknya dan gejala timbul kembali setelah susu sapi dikonsumsi kembali. Cara ini disebut eliminasi – reintroduksi. Jika anak Anda telah mengalami reaksi parah terhadap produk-produk susu, reintroduksi harus dilakukan di bawah pengawasan dokter anak.
- Beberapa pusat kesehatan menawarkan uji patch, yang mungkin berguna dalam mendeteksi alergi yang non IgE mediated.

Pengobatan alergi susu sapi
Eliminasi susu sapi harus segera dilakukan dari diet bayi Anda. Bila hal ini sulit, Anda mungkin memerlukan bantuan seorang ahli gizi.
Beberapa bayi yang diberi ASI akan mendapatkan gejala jika ibu mereka mengkonsumsi susu sapi atau produknya dalam makanannya. Dalam kasus ini, sang ibu akan perlu untuk eliminasi produk-produk susu sapi dari diet.

Makanan yang harus dihindari bila terjadi alergi susu sapi meliputi:

• makanan dengan susu sapi atau susu kambing
• keju
• mentega
• susu bubuk
• fraiche krim, krim asam
• whey
• kasein
• margarin
• custard
• laktoalbumin, lactulose, lactoglobulin
• setiap makanan yang mengandung salah satu dari daftar di atas

Alternatif susu apa yang dapat diberikan pada bayi dengan alergi susu sapi?
Alternatif susu sapi mencakup:
• formula protein kedelai - sekitar separuh anak-anak yang alergi terhadap susu sapi juga akan alergi terhadap kedelai. Susu formula kedelai tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 6 bulan tapi bisa dicoba pertama sebagai susu alternatif pada bayi usia
di atas 6 bulan
• Formula hidrolisat ekstensif (EHF) - ini adalah susu yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memecah sebagian besar enzim yang menyebabkan gejala alergi. Ini adalah alternatif pilihan pertama untuk bayi di bawah 6 bulan dengan alergi susu sapi. Contoh termasuk EHF Pepti Junior dan Pregestimil. Susu formula yang dihidrolisat sebagian seperti susu HA (hipoalergenik) tidak dapat diberikan pada bayi dengan alergi susu sapi.
• Formula asam amino (AAF) adalah susu yang benar-benar diuraikan dengan menghilangkan protein yang menyebabkan alergi. Ini akan diperlukan sekitar 10% dari alergi susu sapi anak-anak. Contoh formula asam amino ini adalah Neocate dan Elecare. AAF harus diberikan pada anak-anak yang tidak mentolerir EHF (2-4 minggu setelah percobaan), atau sebagai pilihan pertama pada bayi dengan reaksi anafilaksis.

Apakah boleh memberi susu kambing untuk bayi dengan alergi susu sapi?
Tidak boleh. Susu kambing dan susu sapi memiliki jenis protein yang serupa sehingga anak-anak yang alergi terhadap satu akan alergi terhadap yang lain. Susu kambing, susu domba, dan air tajin tidak boleh diberikan sebagai alternatif dalam alergi susu sapi.

Haruskah ibu berhenti menyusui bila bayinya menderita alergi susu sapi?
Tidak perlu, sebaiknya ibu tetap menyusui bayinya. Alergi susu sapi jarang terjadi pada bayi yang diberikan ASI. Jika bayi memiliki gejala-gejala dari alergi protein susu sapi, maka ibunya yang harus mengeliminasi produk susu dan telur dari diet sehari-hari.  Jika sudah ada perbaikan gejala alergi, satu makanan per minggu dapat diperkenalkan ke dalam makanan ibu sampai ibu tahu makanan apa yang menyebabkan masalah pada bayi dan kemudian ibu bisa menghindari makanan tersebut.
Jika harus menghilangkan susu dari diet sebaiknya ibu diberikan suplemen kalsium. Ketika Anda hendak menyapih bayi Anda, Anda harus menggunakan susu formula hidrolisat ekstensif (Pepti junior atau pregestimil).

Apakah anak saya akan sembuh dari alergi?
Sebagian besar anak-anak sembuh dari alergi susu sapi pada usia 3 tahun. Setelah anak Anda berusia lebih dari 12 bulan dan telah mendapatkan diet tanpa susu sapi selama minimal 6 bulan, ibu dapat mencoba memperkenalkan beberapa produk susu sapi ke dalam makanan yang dapat dimulai dengan pemberian yoghurt atau keju, produk ini kadang-kadang ditoleransi lebih baik dari susunya sendiri.
Jika anak ibu mengalami reaksi parah terhadap susu pada awalnya, seperti anafilaksis, maka dalam memulai pemberian susu sapi harus di bawah pengawasan medis - jangan coba-coba kembali memperkenalkan susu di rumah. Beberapa anak dapat lepas dari alergi susu tetapi berkembang penyakit alergi lain, seperti asma saat mereka tumbuh dewasa.

Apakah alergi susu sapi menyebabkan banyak lendir?
Gejala yang berhubungan dengan sistem pernapasan, seperti pilek dan lendir, biasanya adalah hasil dari apa yang masuk dalam saluran pernafasan bukan akibat apa yang kita makan. Gejala banyak lender yang timbul setelah minum susu cenderung sebagai akibat dari infeksi saluran pernafasan dan bukan alergi.

Apakah eksim disebabkan oleh alergi susu?
Dalam kebanyakan kasus eksim, biasanya tidak ditemukan ada alergi. Namun, beberapa bayi, terutama bayi usia muda dengan eksim, kemungkinannya adalah faktor alergi. Dalam kasus ini, uji tusuk kulit bisa positif dan bahkan jika hasilnya negatif, mungkin ada baiknya mencoba diet eliminasi (stop susu sapi) selama 4 minggu untuk melihat apakah ada perbaikan. Jika tidak ada perbaikan terjadi, kecil kemungkinannya susu sapi memiliki kontribusi bagi eksim.

Apa yang dimaksud intoleransi laktosa?
Intoleransi laktosa terjadi karena tubuh kekurangan suatu enzim, laktase, yang diperlukan untuk mencerna gula dalam susu yaitu laktosa. Orang dengan intoleransi laktosa akan mengalami diare, muntah dan nyeri perut - gejala-gejala ini mirip dengan alergi susu sapi, tetapi tidak melibatkan masalah di kulit. Meskipun gejala gangguan, intoleransi laktosa tidak berbahaya. Jika anak anda memiliki intoleransi laktosa, Anda sebaiknya mengatur untuk makan sejumlah kecil produk susu sapi. Produk susu lainnya, seperti yoghurt dan keju, biasanya lebih dapat ditoleransi dengan baik. Diagnosis dibuat dengan memeriksa tinja yang menunjukkan adanya laktosa dalam tinja atau tes napas hidrogen (breath test hydrogen). Pengobatannya adalah dengan mengurangi atau menghindari produk yang mengandung laktosa atau mengurangi atau menghindari susu. Bayi dapat diberikan formula bebas laktosa.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

 

Sumber:  roulinababan.blogspot.com

Posting Komentar

Berita Sejagat

{picturehttps://media.licdn.com/mpr/mpr/shrinknp_400_400/p/7/005/040/094/3c3f6e1.jpg} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.